MATERI BELAJAR


BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

Standar Kompetensi                           : Mengukur besaran dan menerapkan satuannya
Kompetensi Dasar                              : 1.  Menguasai konsep besaran dan satuannya
                                                  2. Menggunakan alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu besaran fisis
3. Menerapkan analisis dimensional dan vektor untuk membantu menyelesaikan persoalan fisika

1.       BESARAN DAN SATUAN
A.      BESARAN POKOK
Dalam fisika banyak kita kenal besaran-besaran, missal: massa, kecepatan, gaya, usaha dan sebagainya. Besara-besaran itu harus diukur dengan satuan-satuan yang sesuai.
Ada dua macam system satuan yang sering digunakan dalam besaran-besaran fisika, yaitu system metric dan  system Inggris. Tetapi dalam bab ini kita akan membahas hanya system metric saja. System metric ini secara resmi dipergunakan di Negara Perancis pada tahun 1866.
Pada system metrik menggunakan besaran-besaran pokok (dasar) seperti panjang, massa, waktu, suhu, arus listrik, jumlah zat dan intensitas cahaya. Pada system metrik digolongkan dalam dua bagian, yaitu:
-          System MKS (meter – kilogram – sekon)
-          System CGS (centimeter – gram – sekon)
Tabel 1.1
Sistem MKS dan CGS
Sistem
Panjang
Massa
Waktu
MKS
Meter
kilogram
Second
CGS
centimeter
Gram
Second

Pada tahun 1960 dalam Conference Generale des Poids et Measures (CGPM) ditetapkan suatu system satuan yang dikenal sebagai Systeme Internationale d’United,  yang kemudian dikenal dengan system Internasional (SI). Dalam SI terdapat tujuh besaran pokok berdimensi dan dua besaran tambahan tak berdimensi. Dalam hal ini yang dimaksud dengan dimensi suatu besaran adalah cara besaran itu tersusun oleh besaran pokok.

Tabel 1.2
Sistem Ineternasional
No
Besaran dasar
Nama satuan
Lambang satuan
Lambang dimensi
1
Panjang
Meter
m
L
2
Massa
Kilogram
Kg
M
3
Waktu
Sekon (detik)
s (t)
T
4
Suhu
Kelvin
K
q
5
Arus listrik
Ampere
A
I
6
Jumlah zat
Mole
mol
N
7
Intensitas Cahaya
Candela
Cd
J

Tabel 1.3
Sistem Tambahan
No
Besaran tambahan
Nama satuan
Lambang satuan
1
Sudut datar
Radian (radial)
rad
2
Sudut ruang
Steradian
Sr


B.      BESARAN TURUNAN
Besaran turunan merupakan besaran yang terbentuk dari besaran-besaran pokok. Dalam system Internasional, besaran turunan mempergunakan system satuan MKS (Meter – Kilogram – Sekon). Adapun contoh dari besaran turunan dalam SI adalah:
Table 1.4
Contoh besaran turunan dalam SI
No
Besaran Turunan
Nama satuan
Lambang Satuan
1
Kecepatan
Meter/detik
m/s
2
Massa jenis
Kologram/meter3
Kg/m3
3
Luas
Meter2
m2
4
Volume
Meter3
m3
5
Percepatan
Meter/detik2
m/s2
6
Berat
Kologram . meter/detik2
Kg.m/s2
7
Gaya
Newton
N
8
Energy
Joule
J
9
Daya
Watt
W
10
Tekanan
Pascal
Pa
11
Frekwensi
Hertz
Hz
12
Muatan listrik
Coulomb
C
13
Beda potensial
Volt
V
14
Hambatan listrik
Ohm
W
15
Kapasitas kapasitor
Farad
F
16
Fluks magnet
Weber
Wb
17
Induksi magnet
Tesla
T
18
Induktansi
Henry
H
19
Fluks cahaya
Lumen
Ln
20
Kuat penerangan
Lux
Lx

Dalam SI, dianjurkan pula penggunaan awalan untuk menyatakan suatu bilangan yang teramat besar atau teramat kecil dengan istilah-istilah seperti tercantum dalam table 1.4 berikut ini:
Table 1.4 Awalan untuk satuan-satuan SI
No
Awalan
Lambang
Nilai
1
deka
da
101
2
hekto
ha
102
3
kilo
K
103
4
mega
M
106
5
giga
G
109
6
tera
T
1012
7
peta
P
1015
8
exa
E
1018
9
deci
D
10-1
10
centi
C
10-2
11
mili
m
10-3
12
mikro
µ
10-6
13
nano
N
n
14
pico
P
10-12
15
femto
F
10-15
16
atto
A
10-18

2.       PENGUKURAN
A.      Notasi Ilmiah
Notasi Ilmiah digunakan untuk menyederhanakan penulisan bilangan hasil pengukuran besaran fisika yang nilainya sangat besar atau sangat kecil. Notasi ilmiah dituliskan sebagai bilangan antara 1 dan 10 yang dikalikan dengan bilangan 10 berpangkat, yaitu:
A x 10n
Dengan :       1 < a < 10
                        10n = orde
                         n   = eksponen atau pangkat (0,1,2,3,…..dst)
jika nilai a lebih kecil dari 1, maka notasi ilmiahnya dinyatakan dengan pangkat atau eksponen negative, tetapi jika nilai a lebih besar dari 10, maka notasi ilmiahnya dinyatakan dengan pangkat atau eksponen positif.
Untuk Materi secara legkap dapat di download dengan mengeklik Dowload lengkap disini






KINEMATIKA GERAK


Stamdar Kompetensi         :  Menerapkan hukum gerak dan gaya
Kompetensi Dasar              :1.     Menguasai konsep gerak dan gaya
2.       Menguasai hukum Newton
3.       Memahami gerak melingkar dengan laju tetap dan gerak melingkar dengan percepatan sudut tetap
4.       Menggambarkan gerak dalam grafik
5.       Memahami hukum Newton dan konsep gaya
6.       Menerapkan hukum Newton untuk gerak lurus berubah beraturan
I.       GERAK
Suatu benda dikatakan bergerak bila kedudukannya berubah terhadap acuan tertentu. Misalnya anda duduk di tempat tunggu terminal dan melihat bus A yang bergerak meninggalkan terminal. Terminal dan anda sebagai acuan, maka bus A dikatakan bergerak terhadap terminal dan anda. Penumpang bus A tidak bergerak terhadap bus A, karena kedudukan penumpang tersebut setiap saat tidak berubah terhadap bus A. Setelah bus berjalan di jalan raya maka suatu saat bus akan berbelok ke kanan, berjalan lurus lagi, belok ke kiri, kemudian lurus lagi dan seterusnya. Jalan yang dilalui bus yang bergerak disebut “lintasan”. Lintasan dapat berbentuk lurus, melengkung, atau tak beraturan. Bila lintasan berupa garis lurus maka gerak tersebut merupakan gerak lurus.
1.       Jarak (Distance) dan Perpindahan (displacement)
Sebuah bola menggelinding dengan arah mendatar di atas lantai. Apabila lintasan bola itu berupa garis lurus dikatakan bahwa bola tersebut bergerak lurus. Garis lurus itu dapat dikatakan sebagai sumbu koordinat.
                                                A                                                             B
                                                                      
                                                x1                                                                                           x2
Gambar 2.1. Lintasan benda bergerak lurus
Titik A dinamakan titik acuan. Titik acuan adalah suatu titik yang digunakan sebagai patokan atau titik permulaan untuk pengukuran kedudukan sebuah benda pada suatu saat. Bola dikatakan bergerak di atas lantai jika kedudukan bola terhadap titik acuan A berubah. Selama bergerak bola melewati sumbu koordinat sampai titik B (titik akhir). Panjang lintasan yang ditempuh bola dari titik awal (A) sampai titik akhir  (B) dikatakan jarak tempuh. Dengan demikian jarak tempuh atau sering dikatakan jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh sebuah benda yang bergerak. Sedangkan perubahan posisi (dari A ke B) suatu benda dihitung dari posisi awal ke posisi akhir disebut perpindahan.
 

                                                                                                                                                                               (2.1)
 Dimana, Dx = perpindahan
                    x1= posisi mula-mula (m)
                    x2.= posisi akhir (m)

1.       Kelajuan (speed) dan Kecepatan (Velocity)
                sebuah mobil berjalan di jalan tol yang lurus, di sepanjang jalan tol terdapat rambu lalu lintas yang menunjukkan jarak tiap 200 meter di mulai dari gerbang tol. Tiap menempuh jarak 200 meter mobil tersebut membutuhkan waktu seperti data pada tabel 1:
Untuk Materi secara legkap dapat di download dengan mengeklik Download Lengkap disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar